Seorang santri bertanya kepada kyainya, “Ada tiga pertanyaan yang
mengganjal di pikiranku, dan menurutku ini adalah petanyaan yang cukup
sulit,” ungkapnya.
“Silakan tanya saja, Insya Allah, saya coba membantu.” ungkap kyai…
Sang Santri pun mengutarakan pertanyaannya, “Baiklah. Pertama, ”Jika Allah itu memang ada, tolong tunjukkan wujudnya?”
Kedua, ”apakah takdir itu?” Dan ketiga, ”kalau setan diciptakan dari
api, mengapa Allah menyiksa setan dengan memasukkannya ke dalam neraka
yang juga terbuat dari api?”
Setelah smua pertanyaan selesai, sang kyai langsung menampar pipi si
santri dengan keras lalu berucap, “Itulah jawaban dari semua pertanyaan
kamu,” ungkapnya.
“Maksud kiai?” sang santri merasa kebingungan…
“Bagaimana tamparan saya? Sakit?” ungkap kyai…
“Tentu saja,” jawab santrinya.
“Jadi kamu percaya dengan adanya sakit?”
“Itukan biasa.” santri tetap belum mengerti apa maksud smua itu…
“Sekarang tunjukkan wujud sakit itu.” ucap sang Kyai…
Si santri pun terdiam.
“Itulah jawaban atas pertanyaan kamu yang pertama. Allah itu ada. Bukti-buktinya terasa. Hanya kita tidak mampu melihatnya.
Sebelumnya, apakah kamu bermimpi atau setidaknya memperkirakan bahwa hari ini
kamu kena tampar?”
…Si satri menggeleng.
“Itulah takdir”. Ungkap kyai…
Selanjutnya, pipi kamu dilapisi
apa?” Tanya kyai lagi.
“Kulit,” jawab santrinya.
“Tangan ini?”
“Kulit juga.”
“Itulah jawaban pertanyaan kamu yang ketiga,” kyai mengakhiri jawabannya dengan lugas.
(Dikutip dari dari tulisan Muhammad Zaha al-Farisi dalam bukunya “Like Father Like Son”).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar